Nama : Amelia
NPM : 15209886
Kelas : 3EA11
Tema
Sumber Daya Alam
Judul, Pengarang, tahun
· Rekonstruksi Sistem Kepemilikan SDA untuk Kesejahteraan Rakyat, Hidayatullah Muttaqin, SE, MSI, 13/03/2011.
· Peran Negara dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam, Dwi Condro Triono, 03/06/2008.
· Pengelolaan Sumberdaya Tidak Pulih Berbasis Ekonomi Sumberdaya (Studi Kasus : Tambang Minyak Blok Cepu), Irmadi Nahib, 01/08/2006.
Latar Belakang Masalah
JURNAL 1
Dalam laporan pemetaan sector ekonomi yang dipublikasikan Bank Indonesia, Kalimantan Timur menempati peringkat kedua setelah Papua sebagai provinsi yang memiliki keunggulan di sector pertambangan dan penggalian sedangkan Kalimantan Selatan menempati peringkat ketujuh.Pada sub sector minyak dan gas bumi, Kalimantan Timur tempati peringakat kedua di bawah Riau. Untuk sub sector pertambangan tanpa migas Kalimantan Selatan berada diperingkat ketiga di abwah Papua dan Nusa Tenggara Barat.Hanya saja limpahan kekayaan alam tersebut tidak serta merta mengangkat derajat kehidupan penduduk di Kalimantan secara adil dan merata apalagi untuk seluruh rakyat Indonesia.Justru negara melalui berbagai regulasi dan kebijakan membuka kesempatan luas terjadinya penghisapan ekonomi di Kalimantan.
JURNAL 2
Tanggal 24 Mei 2008 kemarin, rakyat Indonesia telah diberi “hadiah” oleh pemerintah Indonesia berupa kenaikan BBM sebesar 30%. Di tengah penderitaan dan beban hidup yang sudah sangat berat, rakyat Indonesia harus mendapatkan tambahan beban yang semakin berat lagi. Ini semua tentu saja adalah sebuah ironisme! Mengapa? Indonesia adalah negara produsen minyak. Indonesia memiliki banyak sumur minyak dengan kandungan minyak mentahnya yang sangat besar. Oleh karena itu, seharusnya dengan kenaikan harga minyak dunia yang sudah melangit ini, negara Indonesia dapat menjadi negara yang kaya raya. Setiap hari rakyat Indonesia bisa kebanjiran dolar. Namun, mengapa yang terjadi adalah sebaliknya? Fenomena di atas tentu saja merupakan sebagian kecil ironisme yang terjadi di Indonesia. Masih banyak ironisme lain yang terjadi di Indonesia.Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia tidak hanya berupa minyak bumi.Negeri kita telah dikaruniai oleh Allah SWT dengan limpahan tambang dan mineral, beragam sumber energi, berjuta sumber kekayaan hayati, ditambah lagi dengan pesona alamnya yang sangat elok. Indonesia sangat layak untuk disebut sebagai “surga” katulistiwa, yang ribuan pulaunya membentang dari Sabang sampai Merauke. Sekali lagi, mengapa rakyatnya harus hidup seperti ditengah-tengah kobaran api “neraka” ?
JURNAL 3
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam. Sumberdaya alam (baik renewable dan non renewable) merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya ketersediaan sumberdaya tersebut akan berdampak sangat besar bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi.Salah satu sumberdaya alam yang kita miliki adalah tambang minyak dan gas (MIGAS), yang termasuk dalam golongan sumberdaya non renewable. Sektor migas merupakan salah satu andalan untuk mendapatkan devisa dalam rangka kelangsungan pembangunan negara. Penerimaan migas pada tahun 1996 mencapai 43 persen dari APBN, dan pada tahun 2003 menurun menjadi 22,9 persen. Penurunan ini tampaknya akan terus terjadi. Cadangan minyak bumi kita dewasa ini sekitar 5,8 miliar barel dengan tingkat produksi 500 juta barel per tahun. Apabila cadangan baru tidak ditemukan dan tingkat pengurasan (recovery rate) tidak bertambah, maka sebelas tahun lagi cadangan minyak kita akan habis. Penemuan sumber minyak di Blok Cepu, merupakan salah satu prestasi kerja yang menggembirakan. Fenomena bahwa pendugaan stok cadangan sumberdaya tambang sangat sulit dilakukan, tingkat kegagalan pendugaan stok yang cukup tinggi serta memerlukan teknologi yang canggih, merupakan salah satu contoh bahwa penemuan cadangan sumber minyak baru disekitar lokasi yang sudah ditinggalkan bukan hal yang tidak mungkin. Dimasa mendatang, dengan kemajuan teknologi akan ditemukan lebih banyak lagi cadangan sumber minyak, baik di lokasi baru mapun di sekitar lokasi lama yang sebelumnya sudah ditinggalkan.Pro-kontra pengelolaan tambang minyak Blok Cepu merupakan peringatan dini bahwa pengelolaan sumberdaya (termasuk tambang minyak) harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sepanjang waktu. Hal ini sesuai dengan postulat ekonomi sumberdaya, yaitu : efesiensi, optimality dan sustainablelity
Rumusan dan Batasan Masalah
JURNAL 1
1. Bagaimana perbandingan masalah ekonomi mengenai sumber daya alam yang trerjadi di Kalimantan?
JURNAL 2
1. Bagaimana sumber daya alam dalam tinjauan ekonomi mikro?
2. Bagaimana sumber daya alam dalam tinjauan ekonomi makro?
JURNAL 3
1. Bagaimana mengkaji permasalahan pengelolaan sumberdaya tambang minyak di Blok Cepu dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan pendekatan ekonomi sumberdaya?
Tujuan Penelitian
JURNAL 1
1. Untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan wilayah yang kaya SDA justru mengalami pemburukan kinerja dari sisi kesejahteraan masyarakat.
2. Untuk mengetahui cara apa yang digunakan untuk merekonstruksi system kepemilikan atas SDA
JURNAL 2
1. Untuk mengetahui bagaimana sumber daya alam dalam tinjauan ekonomi mikro.
2. Untuk mengetahui bagaimana sumber daya alam dalam tinjauan ekonomi makro.
JURNAL 3
1.Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji permasalahan pengelolaan sumberdaya tambang minyak di Blok Cepu dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan pendekatan ekonomi sumberdaya.
Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data deskriptif untuk memperoleh gamnbaran umum dalam mengkaji permasalahan pengelolaan sumberdaya.Berdasarkan data yang diperoleh, maka alat analisa data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskripsi.Tujuan dari analisa deskripsi adalah untuk memperoleh gambaran umum tentang masalah atau kejadian pada saat tertentu yang bersifat actual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki, data yang penulis gunakan adalah data kuantitatif.
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara untuk masalah yang diteliti, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Diduga bahwa sumber daya alam sesungguhnya bukan terletak pada masalah langka atau tidaknya sumber daya ini, bukan juga pada masalah mahal atau tidaknya harga sumber daya alam ini di tingkat dunia. Termasuk juga, bukan masalah sulit atau tidaknya untuk mendapatkannya. Akan tetapi, semuanya hanya bermuara kepada keputusan politik ekonomi dari pengelolaan sumber daya itu sendiri.
Hasil dan Analisis
JURNAL 1
Secara nasional Kalimantan berkontribusi 9,20% terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto Indonesia yakni sebesar Rp422,7 trilyun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 66,57% Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan disumbangkan oleh provinsi Kalimantan Timur.Besarnya kontribusi Kaltim terhadap pembentukan PDRB Kalimantan disebabkan oleh potensi pertambangan di provinsi ini jauh lebih besar dibandingkan provinsi lainnya. Struktur PDRB Kaltim sendiri 47,13% disumbangkan oleh sektor pertambangan. Hal ini berbeda dengan provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah yang peran sektor pertambangannya jauh lebih kecil masing-masing 1,48% dan 7,44%. Hanya provinsi Kalimantan Selatan saja yang sektor pertambangannya cukup besar yakni 21,40%.Meskipun PDRB Kaltim sangat besar bukan jaminan Kaltim tidak ada masalah. Justru provinsi yang paling kaya di Indonesia ini memiliki kinerja yang memprihatinkan dalam upaya mengangkat kesejahteraan rakyatnya.
Tabel Perbandingan Potensi dan Masalah Ekonomi di Kalimantan
No | Provinsi | PDRB 2009 ADHB( trilyun) | Kontribusi Nasional(%) | Ekspor 2010($ milyar) | Kontribusi Ekspor Nasional (%) | Jumlah Penduduk 2009(Juta) | Pengangguran Terbuka 2009 (%) | Tingkat Kemiskinan 2009 (%) | |
1 | Kalimantan Barat | 53,9 | 1,18 | 1,05 | 0,66 | 4,319 | 5,63 | 9,02 | |
2 | Kalimantan Tengah | 36,2 | 0,79 | 0,44 | 0,28 | 2,086 | 4,53 | 6,77 | |
3 | Kalimantan Selatan | 51,2 | 1,12 | 6,37 | 4,04 | 3,496 | 6,75 | 5,21 | |
4 | Kalimantan Timur | 281,4 | 6,15 | 25,012 | 15,90 | 3,165 | 11,09 | 7,66 | |
Sumber: BPS, Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Februari 2011 dan Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial ekonomi Indonesia Agustus 2010, termasuk Berita Resmi Statistik dari BPS Provinsi di Kalimantan.
Tabel Tingkat Penghisapan Ekonomi di Kalimantan
Provinsi | PDRB Per Kapita/Bulan(Rp Juta) | Pengeluaran Perkapita/Bulan (Rp Juta) | Proporsi Pengeluaran Makanan (%) | Derajat Penghisapan (%) |
Kalimantan Barat | 1,039 | 0,395 | 58,49% | 61,98 |
Kalimantan Tengah | 1,446 | 0,448 | 60,38% | 69,02 |
Kalimantan Selatan | 1,220 | 0,498 | 52,30% | 59,18 |
Kalimantan Timur | 7,409 | 0,693 | 45,45% | 90,65 |
Sumber: BPS, Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi Indonesia Agustus 2010..
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kalimantan adalah salah satu berkah Allah yang dianugerakan kepada kita selaku umatnya. Namun negara kita mengadopsi sistem Kapitalis-Sekuler maka yang terjadi bukan keberkahan yang kita raih melainkan kesengsaraan. Perekonomian kita dan kekayaan alam yang ada di atas bumi Kalimantan termasuk wilayah Indonesia lainnya menjadi obyek penghisapan Kapitalisme global dan Kapitalisme lokal.Karena itu merekonstruksi sistem kepemilikan SDA sesuai aturan Syariah menjadi agenda yang karena tidak bisa ditawar-tawar lagi jika kita secara sungguh-sungguh menginginkan pemecahan masalah. Rekonstruksi ini membutuhkan kesadaran dan politicall will dari semua kalangan khususnya negara. Rekonstruksi ini juga harus diikuti dengan pengadopsian Syariah secara totalitas baik dalam wujud sistem kenegaraan dan politik, maupun dengan rekonstruksi sistem perundang-undangan dan penerapan politik ekonomi Islam.
JURNAL 2
Sumber Daya Alam dalam Tinjauan Ekonomi Mikro
Dalam tinjauan ekonomi mikro, setiap komoditas yang banyak dibutuhkan manusia, yang menguasai hajat hidup orang banyak, dapat dikategorikan sebagai komoditas yang bersifat inelastis. Komoditas yang bersifat inelastis maknanya adalah, seberapapun harga yang berlaku terhadap komoditas ini, maka masyarakat akan tetap membelinya dalam jumlah yang relatif sama. Oleh karena itu, seberapapun kenaikan harga yang akan terjadi pada komoditas ini, jumlah permintaan terhadap komoditas ini akan relatif tetap.Komoditas yang bersifat inelastis, jika digambarkan dalam bentuk kurva permintaan, maka bentuk kurvanya akan memiliki slope (kemiringan) yang bersifat tajam atau curam.
Jika kita memahami bahwa sumber daya alam adalah termasuk dalam kategori komoditas yang bersifat inelastis, maka konsekuensinya adalah: jika komoditas ini mengalami kenaikan harga, maka pendapatan total (total revenue) yang akan didapatkan oleh para penjual komoditas ini (produsen) akan semakin tinggi. Oleh karena itu, semakin tinggi harga komoditas ini, maka akan semakin besar pendapatan total yang akan diperoleh para penjualnya. Dalam teori ekonomi mikro, hal itu dapat dilihat dengan menggunakan rumus penghitungan Pendapatan Total sebagai berikut:
TR = P X Q
TR (Total Revenue) adalah pendapatan total. P (Price) adalah harga dari barang yang dijual. Q (Quantity) adalah jumlah barang yang diminta. Maka, dengan menggunakan ilustrasi kurva permintaan seperti di atas kita dapat melihat perubahan total pendapatan yang akan diperoleh jika komoditas yang bersifat inelastis tersebut mengalami kenaikan harga.
Sumber Daya Alam dalam Tinjauan Ekonomi Makro
Naik turunnya harga dari komoditas SDA ini akan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap naik turunnya biaya produksi. Selanjutnya, naik turunnya biaya produksi ini tentu juga akan berpengaruh langsung terhadap naik turunnya produksi nasional secara agregat. Dengan menggunakan pendekatan kurva AS-AD, kita dapat mengetahui bagaimana dampak yang akan ditimbulkan terhadap kondisi perekonomi secara makro, jika harga komoditas SDA ini mengalami kenaikan.
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan dengan gamblang bahwa apabila harga komoditas SDA mengalami kenaikan, maka secara ekonomi makro akan mengakibatkan terjadinya inflasi, yaitu harga-harga secara umum mengalami kenaikan, sekaligus di sisi lain akan meyebabkan pendapatan rakyat di negeri itu mengalami penurunan, alias rakyat akan menjadi semakin miskin.
JURNAL 3
Sifat usaha pertambangan, khususnya tambang terbuka (open pit mining), selalu merubah bentang alam sehingga mempengaruhi ekosistem dan habitat aslinya. Dalam skala besar akan mengganggu keseimbangan fungsi lingkungan hidup dan berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Dengan citra semacam ini usaha pertambangan cenderung ditolak masyarakat. Citra ini diperburuk oleh banyaknya pertambangan tanpa ijin (PETI) yang sangat merusak lingkungan.Penambangan terbuka tidak hanya pada kawasan budidaya tapi juga pada kawasan hutan lindung.Pemerintah jangan mengorbankan sumberdayanya untuk kepentingan Negara asing dengan untuk merubah undang-undang, seperti yang dilakukan terhadap UU 41 tahun 1999 tetang kehutanan, yang melarang melakukan penambangan terbuka dilakukan di areal hutan lindung. Tetapi akibat tekanan negara asing dan mental para birokrat dan parlemen yang borok, maka undang-undang tersebut dirubah (dibeli) sehingga perusahaan penambangan bisa melakukan penambangan terbuka di hutan lindung seperti tertuang di Peraturan Permerintah No 1 Tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999.Indonesia harus mengupayakan terciptanya sistem struktur hukum dan peraturan perundangan yang yang transparan. Kondisi ini diperlukan untuk menghormati nilai keabsahan kontrak itu sendiri, selain bisa memberikan gambaran yang lebih jelas menyangkut wewenang lembaga administrasi pemerintahan yang bertanggungjawab menjalankan hukum dan kebijakan pemerintah demi peningkatan kesejahteran masyarakat. Kondisi ini sesuai dengan postulat ekenomi sumberdaya alam, yakni : efesiensi (antar penduduk), optimality (antar sumberdaya) dan sustainablelity (antar generasi).
Dalam pengelolaan (ekploitasi) tambang minyak untuk kesejahteraan masyarakat, maka harus dilakukan :
1.Untuk menjaga iklim investasi dalam rangka menstimulasi kegiatan eksplorasi tambang di Indonesia, maka kepastian penegakan hukum serta iklim fiskal yang stabil mutlak harus dilaksanakan.
2.Perubahan pendekatan sistem pengelolaan, yakni dari pendekatan ekonomi mikro menjadi pendekatan ekonomi sumberdaya. Ekonomi sumberdaya dengan etika utilytarianisme bertujuan mensejahterakan masyarakat seoptimal mungkin untuk generasi sekarang dan yang akan datang.
3.Ektraksi optimal sumberdaya alam tak pulih (tambang minyak) dipengaruhui oleh discaunt rate (suku bunga). Bila suku bunga bank tinggi, maka akan memacu kegiatan eksploitasi secara besar-besaran pada saat sekarang.
4.Perekaman dan penyajian kondisi SDA dan juga nilai ekonomi (valuasi ekonomi) SDA dalam bentuk peta digital, mutlak diperlukan dalam rangka penilaian dampak kegiatan eksploitasi. Pemanfatan teknologi penginderan jauh dan sistem informasi geografis dapat membantu mempercepat dan memudahkan ”perubahan kondisi SDA dan lingkungan”.
5.Penurunan kesejahteraan masyarakat akibat adanya ekternalitas yang disebabkan oleh kegiatan ekploitasi sumberdaya oleh perusahaan, maka masyarakat sekitar harus diberi ganti rugi (kopensasi) agar kesejahteraan meningkat.
Sumber Jurnal
· http://www.jurnal-ekonomi.org/rekonstruksi-sistem-kepemilikan-sda-untuk-kesejahteraan-rakyat/
· http://www.jurnal-ekonomi.org/peran-negara-dalam-pengelolaan-sumber-daya-alam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar